Amir, a cheerful 6-year-old boy, finds a stray kitten in the rain and decides to take it home, facing several challenges along the way. Through his journey, Amir learns the importance of charity and responsibility.
Hari itu langit mendung dan hujan turun rintik-rintik. Amir, seorang anak laki-laki berusia 6 tahun, baru saja pulang sekolah. Dia berjalan cepat, ingin segera sampai di rumah sebelum hujan bertambah deras. Tiba-tiba, Amir mendengar suara lemah, 'Meong... meong...' dari balik semak-semak di pinggir jalan. Penasaran, dia menghampiri asal suara itu.
Di sana, Amir menemukan seekor anak kucing kecil, basah kuyup dan menggigil kedinginan. Tanpa pikir panjang, Amir membuka tasnya dan mengeluarkan buku-bukunya. Dia memasukkan kucing kecil itu ke dalam tas sekolahnya yang kini kosong. - Tenang ya, aku akan membawamu pulang, bisik Amir lembut. Amir merasa kucing itu sangat membutuhkan pertolongannya.
Sesampainya di rumah, Amir bergegas mengeluarkan si kucing dari tas. Ibunya yang melihat itu terkejut. - Amir, dari mana kamu dapat kucing itu? tanya ibu Amir. Amir menceritakan kejadian tadi pada ibunya. - Bu, bolehkah aku memeliharanya? Kasihan dia sendirian dan kedinginan di luar sana, pinta Amir dengan mata berkaca-kaca.
Ibu Amir tersenyum lembut, tetapi mengingatkan Amir tentang tanggung jawab besar memelihara hewan. - Baiklah, tapi ingat, memelihara hewan itu tanggung jawab besar. Kamu harus merawatnya dengan baik, kata ibu Amir. Amir mengangguk bersemangat. - Aku janji akan merawatnya dengan sepenuh hati, Bu! jawab Amir. Mereka mengeringkan bulu si kucing dengan handuk lembut dan memberinya makan.
Amir memutuskan untuk menamainya 'Hujan', mengingat bagaimana dia menemukannya. Hari-hari berlalu, Amir dengan tekun merawat Hujan. Dia memberi makan, membersihkan kotoran, dan bermain bersama Hujan setiap hari. Lambat laun, Hujan yang tadinya kurus dan lemah, tumbuh menjadi kucing yang sehat dan lincah. - Kamu semakin kuat, Hujan! seru Amir dengan senang.
Suatu malam, saat hujan turun deras di luar, Amir memeluk Hujan yang tertidur di sampingnya. - Terima kasih, Hujan. Kamu mengajariku tentang kasih sayang dan tanggung jawab, bisik Amir. Sejak saat itu, Amir dan Hujan menjadi sahabat yang tak terpisahkan. Amir belajar bahwa menolong makhluk yang lemah tidak hanya memberi kebahagiaan pada yang ditolong, tapi juga pada diri sendiri. Mereka hidup bahagia bersama.
Hari itu langit mendung dan hujan turun rintik-rintik. Amir, seorang anak laki-laki berusia 6 tahun, baru saja pulang sekolah. Dia berjalan cepat, ingin segera sampai di rumah sebelum hujan bertambah deras. Tiba-tiba, Amir mendengar suara lemah, 'Meong... meong...' dari balik semak-semak di pinggir jalan. Penasaran, dia menghampiri asal suara itu.
Di sana, Amir menemukan seekor anak kucing kecil, basah kuyup dan menggigil kedinginan. Tanpa pikir panjang, Amir membuka tasnya dan mengeluarkan buku-bukunya. Dia memasukkan kucing kecil itu ke dalam tas sekolahnya yang kini kosong. - Tenang ya, aku akan membawamu pulang, bisik Amir lembut. Amir merasa kucing itu sangat membutuhkan pertolongannya.
Sesampainya di rumah, Amir bergegas mengeluarkan si kucing dari tas. Ibunya yang melihat itu terkejut. - Amir, dari mana kamu dapat kucing itu? tanya ibu Amir. Amir menceritakan kejadian tadi pada ibunya. - Bu, bolehkah aku memeliharanya? Kasihan dia sendirian dan kedinginan di luar sana, pinta Amir dengan mata berkaca-kaca.
Ibu Amir tersenyum lembut, tetapi mengingatkan Amir tentang tanggung jawab besar memelihara hewan. - Baiklah, tapi ingat, memelihara hewan itu tanggung jawab besar. Kamu harus merawatnya dengan baik, kata ibu Amir. Amir mengangguk bersemangat. - Aku janji akan merawatnya dengan sepenuh hati, Bu! jawab Amir. Mereka mengeringkan bulu si kucing dengan handuk lembut dan memberinya makan.
Amir memutuskan untuk menamainya 'Hujan', mengingat bagaimana dia menemukannya. Hari-hari berlalu, Amir dengan tekun merawat Hujan. Dia memberi makan, membersihkan kotoran, dan bermain bersama Hujan setiap hari. Lambat laun, Hujan yang tadinya kurus dan lemah, tumbuh menjadi kucing yang sehat dan lincah. - Kamu semakin kuat, Hujan! seru Amir dengan senang.
Suatu malam, saat hujan turun deras di luar, Amir memeluk Hujan yang tertidur di sampingnya. - Terima kasih, Hujan. Kamu mengajariku tentang kasih sayang dan tanggung jawab, bisik Amir. Sejak saat itu, Amir dan Hujan menjadi sahabat yang tak terpisahkan. Amir belajar bahwa menolong makhluk yang lemah tidak hanya memberi kebahagiaan pada yang ditolong, tapi juga pada diri sendiri. Mereka hidup bahagia bersama.
Discover other books with the same style
Join Larry, a brave and hairy little canary, on his journey to overcome teasing and prove that being different can be a strength. This heartwarming story teaches children about tolerance and the importance of accepting and celebrating our unique traits.
Join Chloe, a curious 5-year-old girl living in Australia, as she learns the importance of honesty while trying to solve a big problem with her friends. Chloe faces several obstacles but discovers that being honest is the key to solving her problem.
Layla, a spirited four-year-old, decides it's time to give up her pacifier. With the help of her friend, a little spider, she faces her fears and learns to be brave.
CreateBookAI © 2025