Pada suatu hari yang hujan, Mia pulang sekolah bersama ibunya. Mereka menemukan anak kucing kecil yang basah kuyup di balik semak-semak. Mia ingin menolong kucing itu dan membawanya pulang, tapi ada banyak rintangan yang harus mereka hadapi. Akankah Mia berhasil menolong kucing itu dan menunjukkan bahwa kebaikan hati bisa mengubah segalanya?
Pada suatu hari yang hujan, Mia pulang sekolah bersama ibunya. Mereka berjalan di trotoar sambil memegang payung. Tiba-tiba Mia mendengar suara lemah, 'Meong... meong...' - Ibu, dengar itu? tanya Mia. Mereka mencari sumber suara dan menemukan seekor anak kucing kecil basah kuyup di balik semak-semak.
Mia merasa kasihan melihat kucing kecil itu. - Kasihan sekali kucing ini, Bu, kata Mia sedih. - Bolehkah kita membawanya pulang? Ibu tersenyum dan mengangguk. Mia dengan gembira menggendong kucing itu. Mereka pun bergegas pulang ke rumah.
Sesampai di rumah, Mia mengeringkan si kucing dengan handuk lembut. Ia memberinya susu hangat dan tempat tidur nyaman dari kardus bekas. - Kamu pasti lapar dan kedinginan, Si Hujan, kata Mia sambil mengelus bulu kucing barunya. Namun, kucing itu terlihat sangat lemah dan tidak mau makan. Mia mulai khawatir.
Keesokan harinya, Mia mencoba memberi kucing itu makanan lain, tapi Si Hujan tetap tidak mau makan. - Apa yang harus kita lakukan, Bu? tanya Mia khawatir. Ibu pun mengusulkan untuk membawa Si Hujan ke dokter hewan. Mia setuju dan mereka segera berangkat. Namun, hujan semakin deras dan perjalanan menjadi sulit.
Dalam perjalanan ke dokter hewan, Mia dan ibunya harus melewati jalan yang becek dan licin. - Hati-hati, Mia, kata ibu sambil memegang tangan Mia erat-erat. Mereka hampir tergelincir beberapa kali, tapi akhirnya tiba di klinik dokter hewan. Mia berharap dokter bisa menolong Si Hujan.
Di klinik dokter hewan, Mia dan ibunya menunggu dengan cemas. Dokter hewan memeriksa Si Hujan dengan teliti. - Kucing ini sangat lemah, mungkin karena kedinginan dan kurang gizi, kata dokter. Mia merasa sangat sedih dan hampir menyerah. - Apa kita bisa menolongnya? tanya Mia.
Dokter hewan tersenyum dan berkata, - Jangan khawatir, Mia. Dengan perawatan yang tepat, Si Hujan akan sembuh. Dokter memberikan obat dan saran cara merawat kucing itu. Mia merasa lega dan bersemangat untuk merawat Si Hujan dengan baik. - Terima kasih, Dokter! kata Mia dengan senyum lebar.
Setelah beberapa hari merawat Si Hujan dengan penuh kasih sayang, kucing itu mulai pulih. Mia senang melihat Si Hujan mulai bermain dan makan dengan lahap. - Kamu sudah sembuh, Si Hujan! kata Mia gembira. Sejak hari itu, Mia dan Si Hujan menjadi sahabat sejati. Mia belajar bahwa kebaikan hati bisa membawa kebahagiaan bagi makhluk lain.
Pada suatu hari yang hujan, Mia pulang sekolah bersama ibunya. Mereka berjalan di trotoar sambil memegang payung. Tiba-tiba Mia mendengar suara lemah, 'Meong... meong...' - Ibu, dengar itu? tanya Mia. Mereka mencari sumber suara dan menemukan seekor anak kucing kecil basah kuyup di balik semak-semak.
Mia merasa kasihan melihat kucing kecil itu. - Kasihan sekali kucing ini, Bu, kata Mia sedih. - Bolehkah kita membawanya pulang? Ibu tersenyum dan mengangguk. Mia dengan gembira menggendong kucing itu. Mereka pun bergegas pulang ke rumah.
Sesampai di rumah, Mia mengeringkan si kucing dengan handuk lembut. Ia memberinya susu hangat dan tempat tidur nyaman dari kardus bekas. - Kamu pasti lapar dan kedinginan, Si Hujan, kata Mia sambil mengelus bulu kucing barunya. Namun, kucing itu terlihat sangat lemah dan tidak mau makan. Mia mulai khawatir.
Keesokan harinya, Mia mencoba memberi kucing itu makanan lain, tapi Si Hujan tetap tidak mau makan. - Apa yang harus kita lakukan, Bu? tanya Mia khawatir. Ibu pun mengusulkan untuk membawa Si Hujan ke dokter hewan. Mia setuju dan mereka segera berangkat. Namun, hujan semakin deras dan perjalanan menjadi sulit.
Dalam perjalanan ke dokter hewan, Mia dan ibunya harus melewati jalan yang becek dan licin. - Hati-hati, Mia, kata ibu sambil memegang tangan Mia erat-erat. Mereka hampir tergelincir beberapa kali, tapi akhirnya tiba di klinik dokter hewan. Mia berharap dokter bisa menolong Si Hujan.
Di klinik dokter hewan, Mia dan ibunya menunggu dengan cemas. Dokter hewan memeriksa Si Hujan dengan teliti. - Kucing ini sangat lemah, mungkin karena kedinginan dan kurang gizi, kata dokter. Mia merasa sangat sedih dan hampir menyerah. - Apa kita bisa menolongnya? tanya Mia.
Dokter hewan tersenyum dan berkata, - Jangan khawatir, Mia. Dengan perawatan yang tepat, Si Hujan akan sembuh. Dokter memberikan obat dan saran cara merawat kucing itu. Mia merasa lega dan bersemangat untuk merawat Si Hujan dengan baik. - Terima kasih, Dokter! kata Mia dengan senyum lebar.
Setelah beberapa hari merawat Si Hujan dengan penuh kasih sayang, kucing itu mulai pulih. Mia senang melihat Si Hujan mulai bermain dan makan dengan lahap. - Kamu sudah sembuh, Si Hujan! kata Mia gembira. Sejak hari itu, Mia dan Si Hujan menjadi sahabat sejati. Mia belajar bahwa kebaikan hati bisa membawa kebahagiaan bagi makhluk lain.
Discover other books with the same style
Opal, a smart 10-year-old, embarks on an incredible microscopic journey inside her own body to witness the immune system in action. When a mysterious infection threatens her health, she must find a way to help her body's defenses, learning about courage and perseverance along the way.
Join nine-year-old Sam on a thrilling adventure through the Alphabet Zoo, where each animal holds a clue to solving a great mystery. Sam must muster all his courage to navigate the challenges and uncover the secrets within the zoo.
In a bustling Mediterranean village, Zouki, a curious sailor cat, meets Bolbol, a part-bear boy who seems grumpy and hard to befriend. As Zouki and his friends try to understand Bolbol's behavior, they learn that everyone has a story and that patience and kindness can create lasting friendships.
CreateBookAI © 2025